Sampang, sigap88news.com || Salah satu Badan Semi Otonom GP Ansor, yaitu Majlis, Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor PAC GP Ansor Kecamatan Tambelangan, telah mengadakan rutinan setiap satu bulan sekali, dengan cara keliling di masing – masing Pengurus Ranting GP Ansor se – Kecamatan Tambelangan, berjalan dengan meriah, aman dan lancar. Jumat Malam (28/08).
Dalam kesempatan tersebut, acara terasa sangat spesial, disebabkan kegiatan yang dilakukan di Desa Mambulu Barat ini, dihadiri oleh Ketua Tanfidziyah MWCNU Tambelangan KH. Abd Mujib Khoir, Ketua MDS Rijalul Ansor PC Kabupaten Sampang Gus Ali Mahrus, Kepala Desa Mambulu Barat Darwis, Ketua DPRD Sampang Periode 2014 – 2019 Juhari, Kepala Kantor Baznas Sampang Salim, dan Para Tokoh Desa Mambulu Barat.
Acara MDS Rijalul Ansor ini mengangkat Tema “ Peran Ansor Dalam Menjaga Tradisi Aswaja “, membuat para pemuda Desa Mambulu Barat terkesima, apalagi saat dipompa semangat oleh para narasumber, mengingat pentingnya menjaga Tradisi Aswaja yang tak jauh dari Pendidikan Rasulullah Nabi Muhammad SAW, yaitu Akhlakul Karimah.
Gus Ali Mahrus mengatakan, dengan mempertahankan Majlis setiap bulan rutin kegiatan MDS Rijalul Ansor, maka akan mampu mencetak pemuda yang militan dan mederat, dia beralasan, peran Pemuda sangat penting, dengan berkumpulnya pemuda maka akan keluarkan ide – ide cemerlang, akan mampu mengeluarkan Gagasan perubahan menuju Indonesia Maju.
Disamping itu, kata Gus yang pernah mengenyam Pendidikan di Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo Kediri Jawa Timur ini, maka perlu komitmen pemuda untuk menjaga tradisi Aswaja dengan Akhlakul Karimah, sesuai anjuran Nabi Muhammad SAW.
“ Bukan Pemuda NU atau Ansor yang suka mencaci, memaki, apa lagi ikut – ikutan nyinyir melalui Media Sosial, seperti FB, WA, dan lain – lain, kerana tradisi Pemuda Ansor adalah memberi contoh Akhlak yang baik bukan menjelekan orang lain “. Terangnya.
Dia pun meminta agar, Pemuda Ansor Tambelangan selalu sopan, santun dan lemah lembut kepada Para Habaib, dan Ulama utamanya, Guru – Gurunya, soal perbedaan sudah biasa, tapi bukan tugas Pemuda Ansor ikut – ikut mengomentari yang bukan – bukan, dan harus tau diri, kepada siapa harus mengomentari tersebut.
“ Pemuda Ansor Harus dan Wajib Menghormati Habaib dan Ulama, soal perbedaan biasa, jangan ikut – ikut membuli, jangan ikut – ikut menghujat, karena bukan tradisi pemuda Aswaja, pemuda Aswaja tau diri, sopan dan santun “. Ucapnya.
Soal HTI dia tegas mengatakan, harus ditolak dan tertolak di Indonesia, dia meminta jangan mudah percaya kepada Orang yang mengaku – ngaku Ulama, yang ujung – ujungnya mau merubah Ideologi Negara, Pancasila dan NKRI sudah final.
“ Saya Contohkan saja yang masuk akal, ada Kucing dikalungi Tulisan tauhid, nah si Kucing tersebut, mencuri ikan di Dapur, lantas Kita marah ke Kucing, pertanyaannya kita itu marah ke Kucing apa ke tulisan kaling tersebut ? (Sontak yang hadir menjawab kepada Kucing), nah maka dengarkan wahai Kucing – Kucing diluar sana (Semua yang hadir tertawa dan tepuk tangan) “. Pungkasnya