Kedungdung, Ansor – Pimpinan ranting (PR) GP Ansor desa Kedungdung adakan tasyakkuran guna memupuk semangat organisasi dan loyalitas kader. Acara dihadiri dari berbagai kader Ansor sekecamatan Kedungdung bersama jajaran Tanfidziah PRNU Kedungdung, Sabtu (02/11/2024) malam.
Kia Muhammad Nurus sholah selaku ketua Tanfidiyah NU desa Kedungdung menyambut senang dengan agenda tersebut, mereka dengan kompak dan semangat kader Ansor maka kedepan Ansor NU semakin jaya.
“terimakasih kami sampaikan kepada sahabat-sahabat yang telah menyempatkan waktu untuk hadir member samai kami dalam rangka mensyukuri pelantikan raya yang telah beberapa waktu lalu usai di kantor MWCNU Kedungdung, harapan semuga kita mendapat kekuatan oleh Allah dalam menjalankan rutinitas keagamaan di Nahdotil ulamak karena Ansor merupakan satu baris lebih maju dari NU. Ujarnya.
Sementara itu, Kiai Rusdi menggebrak semangat sahabat-sahabat Ansor, menurutnya Ansor sebagai pemeran utama menakhkodai ke agamaan dan ke NUan di kalangan pemuda.
” harus betul-betul jelli dalam mengcounter kader sehingga nantinya terbentuk kader-kader NU yang siap dan tangguh, hari ini tak sedikit orang ngaku NU tapi di ajak masuk acara-acara NU gak mau bahkan mencibir terhadap NU. Sambunya.
Menyingkat sejarah ke NU an lanjut Kia Rusdi abd Kholik, Ansor dan Banser ini suatu kesatuan dari NU cikal bakal NU semua memahami bahwa NU berdiri dari restu kiai Kholil Bangkalan Madura.
“Kita sebagai orang Madura layaknya bangga terhadap Nahdotil ulamak akan tetapi sebagian besar warga kita masih abu-abu acuh terhadap ke NU an, enggan terhadap Ansor & dan banser. Ironisnya mereka sok tau padahal gak pernah jadi pengurus Ansor apalagi pengurus NU. Ngawur kesana kemari sok paling tau, aneh tapi ya ada yang begitu. Ucap Kia abd Kholik.
Lanjut beliau, dikalangan masyarakat hari ini cukup viral dengan isu bahwa NU sekarang berbeda dengan NU nya KH Hasyim Asy’ari. Padahal isu semacam itu berarti masih banyak orang yang kurang paham dengan NU.
“loh dia gak sadar dia ikut fatwanya orang yang gak suka terhadap NU kok, kiainya gak sejalan dengan Kia Hasyim, idolanya gak sepakat NKRI, orang yang seperti ini mungkin saja andaikan dia hidup di zaman Mbah Hasyim Asy’ari gak bakalan ikut Mbah Hasyim, gak bakalan ikut Mbah Kholil bangkalan. ” Tegasnya. (dol/asy)