Refleksi Nawa Prasetya, Banser Jatim Tegak Lurus Jaga Marwah Rois Aam PBNU

banner 468x60

Oleh: H. Rizza Ali Faizin, M.PdI. Kepala Satuan Koordinasi Wilayah (Kasatkorwil) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Jawa Timur

Dalam beberapa waktu terakhir, lagi-lagi, mencuat sebuah narasi di media sosial yang menyerang salah satu pimpinan PW Ansor Jawa Timur. Narasinya tertuju pada sebuah klaim dan tuduhan bahwa berbagai bentuk pembelaan yang dilakukan oleh PW GP Ansor Jawa Timur terhadap Rois Aam PBNU merupakan upaya yang tidak organisatoris dan tidak melalui mekanisme organisasi. Artinya, apa yang dinyatakan oleh Ketua PW GP Ansor Jawa Timur tersebut dianggap tidak merepresentasikan sikap kelembagaan.

Bacaan Lainnya
banner 300250

 

Rupanya, narasi demikian dilontarkan oleh oknum yang berlindung di balik kebesaran Nahdlatul Ulama seperti ormas PWI-LS. Sebuah kelompok atau ormas yang mengatasnamakan penerus perjuangan dakwah Wali Songo namun ternyata sama sekali tidak mencerminkan etika dan keteduhan yang sering disematkan kepada para awliya’ tanah Jawa tersebut. Bahkan, dalam sejumlah konten media mereka melakukan provokasi dan mencela ulama-ulama struktural NU.

Seperti diketahui, meningkatnya eskalasi ini berawal dari pernyataan-penyataan provokatif yang menyinggung pimpinan tertinggi Nahdlatul Ulama, yaitu Rois Aam PBNU KH Miftachul Akhyar. Beberapa respon dari bawah, semisal PC GP Ansor Surabaya dan PW GP Ansor Jawa Timur, secara tegas telah dilayangkan kepada oknum dalam ormas PWI-LS tersebut.

Bagi GP Ansor Jatim, termasuk kader Banser, tindakan tersebut tidak boleh dibiarkan. Mengenai ini, Ketua PW GP Ansor Jati juga telah mengeluarkan 5 (lima) maklumat Ansor Jatim yang isinya: Pertama, kembali ke khittah perjuangan. Kita harus selalu ingat sumpah dan niat awal saat menjadi bagian dari kader GP Ansor dan Banser. Kedua, jauhi kelompok yang memecah belah umat. Kader GP Ansor dan Banser tidak perlu terlibat, apalagi fanatik terhadap kelompok yang mencaci maki Rais Aam PBNU. Ketiga, rawat tradisi, jaga adab. Kader GP Ansor dan Banser harus menjadi garda terdepan dalam menjaga adab kepada ulama. Keempat, bangun kembali loyalitas kepada NU. Perkuat kembali ikatan batin dan struktural dengan NU. Kelima, tegakkan komando dan disiplin organisasi. Jangan bergerak di luar garis intruksi dan komando organisasi.

Sebagai Kepala Satuan Koordinasi Wilayah Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Jawa Timur, saya menyatakan sikap tegas dan dukungan penuh terhadap maklumat resmi yang dirilis oleh PW GP Ansor Jawa Timur. Pernyataan tersebut adalah napas perjuangan yang sejalan dengan Nawa Prasetya Banser, sembilan tekad suci yang menjadi pondasi moral dan spiritual gerakan Banser.

Banser bukanlah sekadar barisan keamanan. Banser adalah perisai nilai, penjaga warisan kiai, dan pengawal marwah para ulama. Kami bukan organisasi massa biasa. Kami adalah benteng akidah Ahlussunnah wal Jama’ah an-Nahdliyah. Maka, tidak ada tempat di tubuh Banser untuk gerakan yang menyimpang dari garis perjuangan ulama dan jam’iyyah Nahdlatul Ulama.

Dalam Nawa Prasetya, kami berjanji akan “setia dan berani membela kebenaran dalam wadah perjuangan Ansor, demi terwujudnya cita-cita bangsa Indonesia” dan “Taat dan ta’dhim kepada Khittah Nahdlatul Ulama 1926.”

Maklumat Ketua PW GP Ansor Jatim adalah seruan untuk kembali ke ruh pengabdian. Kami diperintahkan untuk menjaga akhlak, tidak terjebak dalam agitasi kelompok luar seperti PWI-LS, yang berlindung di balik nama besar Nahdlatul Ulama, serta menjauhi fanatisme buta yang merusak keutuhan organisasi. Ini bukan sekadar sikap politik organisasi melainkan panggilan moral bagi seluruh kader Banser untuk tidak melupakan jati dirinya.

Jangan biarkan warisan itu direbut atau dihancurkan oleh kelompok yang tak memahami nilai-nilainya. Ini adalah amanah jam’iyyah: sebuah titipan dari para muassis NU yang tidak boleh diperalat demi ambisi, apalagi untuk memecah belah warga NU dari ulama dan Rais ‘Aam-nya. Oleh sebab itu, Banser Jatim mendukung penuh seruan untuk mempertegas komando dan disiplin. Banser tidak boleh bergerak liar. Banser tunduk pada satu garis instruksi: dari struktur yang sah, dari komando yang jelas, dari pusat ke daerah. Setiap gerakan yang mengatasnamakan organisasi harus sah secara struktural dan etis.

Banser adalah penjaga tradisi, penjaga adab. Dalam Nawa Prasetya, kami bertekad “Senantiasa siap siaga membela kehormatan dan martabat bangsa dan Negara Republik Indonesia.” Kehormatan bangsa itu tak terlepas dari kehormatan para ulama yang mendidik umat untuk menjadi manusia yang beradab.

Ketika ada sekelompok orang yang mencoba memecah barisan dengan cara menyusupkan narasi kebencian kepada ulama, Banser Jatim menyatakan bahwa akan berdiri paling depan menjaga marwah Rois Aam PBNU. Banser tidak akan diam ketika Rais ‘Aam dicela, ketika PBNU direndahkan, dan ketika perjuangan para masyayikh dilupakan hanya karena kepentingan politik jangka pendek.

Jalan Pengabdian Kita

Jalan Banser adalah jalan pengabdian, bukan jalan ambisi. Siapa pun yang mencoba membelokkan arah organisasi ini demi kepentingan pribadi atau kelompok, maka secara terang-terangan telah menghina para pendiri, menciderai sumpah, dan mengkhianati barisan.

Maklumat GP Ansor Jatim adalah kompas arah. Banser Jatim akan menegakkan setiap butirnya. Saya menyerukan kepada seluruh kader untuk menguatkan kembali loyalitas kepada NU dan para ulama Ahlussunnah wal Jama’ah. Mari perkuat barisan, tegakkan disiplin, dan jaga nama baik organisasi dari tangan-tangan yang mencoba mencemarinya.

Kepada semua kader Banser di Jawa Timur dan seluruh Indonesia, ingatlah bahwa kita adalah penjaga warisan para ulama. Jalan kita adalah jalan panjang penuh pengorbanan. Jangan tergoda oleh bisikan kekuasaan atau sensasi media. Jalan kita bukan popularitas, melainkan kesetiaan.

Banser Siap! 

Banser Taat Komando!

Banser Jaga Marwah Ulama!

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *