Tambelangan, Ansor – MDS Rijalul Ansor PAC Tambelangan kembali menggelar rutinan, dalam kesempatan kali ini rutinan tersebut dilaksanakan di Madrasah Diniyah dan TK Raudhatul Mutaallimin desa Mambulu Barat, Kecamatan Tambelangan Kabupaten Sampang. Jum’at (8/3/2024) malam.
Hadir dalam kesempatan itu jajaran PC GP Ansor Kabupaten Sampang diantaranya sekretaris Gus Ali Mahrus, wakil ketua badan Siber Ansor, H. Moh Yusuf, dan wakil ketua bidang kaderisasi Lora Syamsuddin.
Gus Ali sebagai penceramah dalam kesempatan itu menyampaikan terkait peradaban zaman dan begitu pentingnya pendidikan salaf di era modern. Kata Gus Ali, Modernisasi adalah masa perubahan dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern yang ditandai dengan perubahan sikap dan gaya hidup berdasarkan tuntutan masa kini.
Menurutnya, masa remaja merupakan masa transisi dari usia kanak-kanak menuju dewasa, pada masa ini mereka menjadi sangat labil serta mudah sekali terpengaruh terhadap lingkungan sekitar juga terhadap sesuatu yang sedang kekinian. Seiring perkembangan zaman, gaya hidup masyarakat apalagi di kalangan remaja semakin berkembang, tidak sedikit dari mereka mengikuti perubahan zaman yang mengacu dan bergerak kepada gaya hidup modern yang bisa dikatakan menjadi sebuah tren dan kebutuhan bagi setiap masyarakatnya.
Pendidikan merupakan hal yang penting untuk dimiliki para pemuda, hal ini bertujuan untuk membentuk suatu perilaku yang baik pada generasi muda muslim, yang berdasarkan dengan aqidah Islam serta ketauhidannya kepada Allah swt., bergaul dengan teman yang mempunyai akhlak yang baik pula, memperdalam gama dengan berbagai cara, misalnya saja mempelajari hadits-hadits yang berkaitan dengan hukum-hukum Islam agar pengetahuannya bertambah semakin luas.
“Islam mempunyai tujuan untuk menanamkan jiwa kemasyarakatan yang sangat penting dan berguna kelak ketika sudah berkeluarga, dan sekarang seorang pemuda mempunyai tugas untuk berlatih dalam masyasakat sedikit demi sedikit agar kelak tidak kesulitan ketika terjun langsung dalam masyarakat. Hal itu memerlukan kesadaran yang muncul dalam diri sendiri, atau ada juga dorongan dari luar misalnya saja keluarga atau teman di sekelilingnya sehingga dengan begitu ada perasaan yang membangkitkan semangat untuk mau keluar dan belajar bermasyarakat demi tercapainya masa depan yang menjanjikan,”ungkapnya.
“Manusia itu dilahirkan dalam keadaan tidak mengetahui apapun, kemudian Allah swt. menugaskan manusia untuk mencari tahu apa yang ada di sekelilingnya serta mempelajari setiap perubahan-perubahan yang terjadi melalui panca indra. Sudah seharusnya sebagai generasi muda untuk menerapkannya pada kehidupan sehari-hari dan mencintai setiap proses yang terjadi. Sehingga sejak dini sudah tercipta suatu karakter individu yang bisa menghadapi hambatan-hambatan yang suatu saat pasti akan terjadi,”imbuhnya.
Melalui pendidikan dan pengajaran salaf, berdampak pada akhlak yang baik. Apabila seseorang yang pada awalnya belum begitu mengetahui tentang ilmu agama, kemudian ia mempunyai niat untuk memperdalam ilmu agamanya dengan cara menuntut ilmu di sekolahan yang berbasis agama, maka dengan seiring berjalannya waktu ia akan mengerti tentang ilmu agama. Selain itu moralnya juga menjadi lebih baik lagi dari pada sebelumnya. Kemudian ketika di dalam masyarakat ia sudah siap apabila di minta tolong untuk melakukan suatu hal yang berhubungan dengan agama.
“Pendidikan juga sebagai sarana untuk mempelajari aspek-aspek dalam kehidupan yang menjadikan para pemuda mempunyai dasar pemikiran yang kokoh. Karena dengan dengan itu seseorang menjadi terbiasa dalam berfikir secara kritis dan dengan dasar-dasar pendidikan agama Islam seseorang dapat berfikir secara jernih dan tidak bingung apabila menghadapi persoalan kehidupan,”ujarnya.
Dengan terwujudnya suatu karakter pada generasi muda akan berdampak positif baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang-orang di sekitarnya, dan menjadikan perubahan dalam masyarakat, yang dulunya sangat pasif, tidak mengetahui agama secara keseluruhan, dan berakhlak yang kurang, sekarang menjadi aktif dalam segala hal, berwawasan luas, berakhlak yang baik. Karena jika seseorang kepribadiannya masih sangat kuno, pasti akan banyak sekali masalah-masalah yang muncul yang mengakibatkan pertentangan antar individu atau antar kelompok. Mereka tidak bisa berfikir positif dan menjadi semena-mena dalam menentukan keputusan. Maka perlu mestinya bagi para pemuda untuk menimba ilmu di pesantren.
Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan islam tertua di Indonesia yang memiliki kontribusi penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pesantren dalam perjalanan sejarah kebangsaan memiliki kontribusi yang sangat besar, terutama dalam mempersiapkan generasi bangsa dalam pendidikan dan pengkajian ilmu-ilmu agama. Belum diketahui secara pasti pesantren yang pertama kali muncul sebagai pusat-pusat pendidikan agama di Indonesia. Yang paling lama berada di wilayah Jawa Timur pada abad 18, walaupun sebenarnya pesantren di Indonesia mulai berpengaruh pada abad ke 19.
“Secara faktual ada beberapa tipe pondok pesantren yang berkembang di masyarakat. Pertama pondok pesantren tradisional, yaitu pondok pesantren yang masih mempertahankan bentuk aslinya, semata-mata mengajarkan kitab yang ditulis oleh ulama pada abad ke-15 dengan menggunakan bahasa arab atau biasa disebut dengan nama kitab kuning,”terangnya.
Kata Gus Ali, Pola pengajaran pondok pesantren tradisional dengan menerapkan sistem halaqah (musyawarah) yang dilaksanakan di Masjid atau Surau. Kurikulumnya tergantung sepenuhnya kepada para Kyai pengasuh pondoknya, akan tetapi yang masih kental dengan program pondok pesantren salaf yaitu adalah pesantren yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama.
“NU ini didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari dan direstui oleh syaikhona Kholil Bangkalan, jadi berada di NU tidak akan pernah tersesat karena yang mendirikan adalah para ulama yang tidak usah diragukan akan kealiman dan kewaliannya,”tegas Gus Ali. (Asy)