Banyuates, Ansor – Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor kecamatan Banyuates menganggap Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kini sudah menjadi wabah yang sangat meresahkan bagi masyarakat utamanya para peternak.
Oleh sebab itu, PAC GP ansor kecamatan Banyuates berkunjung ke kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) setempat guna memberikan dukungan terhadap instansi terkait agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan tidak terpengaruh dengan isu-isu miring yang berkembang.
Rombongan GP Ansor ini dipimpin langsung oleh ketua PAC Banyuates, Gus Muktamar Suhri. Pihaknya hadir bersama jajaran pengurus yang lain di kantor BPP sekitar jam 8:30 WIB.
Gus Muktamar menyampaikan bahwa tujuannya datang ke kantor BPP merupakan bagian dari bentuk khidmat sebagai kader Ansor. Dimana seorang kader harus mampu memberikan manfaat terhadap umat.
“Kami datang kesini (BPP.red) merupakan bagian bentuk pengabdian atau khidmat seorang kader, mencoba memberikan manfaat bagi umat yang sedang membutuhkan pertolongan. Bahwa banyak masyarakat yang tengah kebingungan menghadapi persoalan wabah PMK ini,” Katanya, Senin (20/06/2022).
Pria yang akrab disapa lora Muktamar itu juga menyinggung soal minimnya sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah. Namun, pihaknya paham bahwa hal itu disebabkan kurangnya tenaga atau tim teknis yang ada di kecamatan, sehingga berdampak kepada masyarakat yang sedang butuh informasi terkait penanganan wabah PMK tersebut.
“Kita tahu, bahwa minimnya tenaga paramedis hewan ini merupakan sesuatu yang sangat prinsip. Dimana saat masyarakat butuh pertolongan, mereka tidak bisa memenuhi panggilan tersebut karena masih berada di lokasi yang lain dengan kondisi yang sama,” Imbuhnya.
Pihaknya kemudian menawarkan solusi kepada BPP untuk segera melakukan koordinasi dengan forum komunikasi kecamatan (Forkopimka) agar membentuk relawan di tingkat kecamatan. Menurutnya, setelah hal itu terwujud, maka para relawan tersebut dibekali dengan pengetahuan tentang bagaimana caranya menanggulangi PMK, baru kemudian diberikan tugas untuk melakukan edukasi terhadap masyarakat.
“Oleh sebab itulah, kami hadir kesini untuk memberikan bantuan dan rekomendasi agar BPP segera melakukan koordinasi dengan forkopimka supaya membentuk tim relawan tingkat kecamatan. Setelah itu nanti berikan tim relawan ini pengetahuan yang cuku agar dijadikan bekal untuk mengedukasi masyarakat yang sedang kebingungan ini,” Tuturnya.
Sementara itu, koordinator BPP kecamatan Banyuates Agus Triyono menanggapi gagasan yang disampaikan oleh PAC GP. Ansor Banyuates. Menurutnya, jika dianggap terlambat dalam melayani aduan masyarakat, hal itu merupakan suatu keterbatasan. Sebab, kata dia, di BPP Banyuates hanya ada 3 paramedik.
“Kalau kita dianggap terlambat, mungkin iya. Tapi sekali lagi, kami hanya 1 dokter hewan dan 2 paramedik. Dan itu harus melayani 20 desa sekecamatan Banyuates dengan medan yang cukup dibilang terjal,” Ucapnya.
Agus menyatakan bahwa langkah yang telah ditempuh oleh PAC Ansor Banyuates sangatlah tepat. Oleh karenanya, pihaknya menyambut dengan gembira dan siap berkolaborasi dengan baik didalam penanganan PMK tersebut.
“Saya ucapkan banyak terimakasih atas langkah yang telah ditempuh oleh teman-teman Ansor. Ini akan menjadi pelecut semangat bagi kami, dan mari kita berkolaborasi untuk mengatasi persoalan ini,” Ujarnya.
Masih di tempat yang sama, kepala pusat kesehatan hewan (Kapuskeswan) Ketapang Fendi juga menyampaikan bahwa, pihaknya bersama jajarannya sudah berupaya melayani masyarakat dengan maksimal.
Selain itu, Fendi juga menanggapi pernyataan tentang lambatnya penanganan oleh pemerintah. Menurut Fendi, bahwa pemerintah sudah berupaya secepat mungkin untuk hadir ditengah masyarakat. Tetapi menurutnya, regulasi birokrasi juga tidak dapat dipisahkan dari pola kerja yang diterapkan. Sebab, jika menyangkut uang negara maka ada kewajiban untuk mempertanggungjawabkan.
“Sebenarnya pemerintah sudah berusaha secepat mungkin untuk bisa hadir dalam permasalahan ini. Tetapi regulasi birokrasi juga tidak bisa kita tinggalkan.” Paparnya.
Masih kata Fendi, pihaknya ingin menyampaikan bahwa daging hewan yang terpapar PMK masih aman dan layak untuk dikonsumsi, kecuali pada bagian-bagian tertentu seperti Mulut, Jeroan dan Kaki.
“Tolong juga disampaikan kepada masyarakat bahwa daging sapi yang sudah terpapar PMK ini masih aman dan layak konsumsi, kecuali pada 3 bagian yakni, Mulut, Jeroan dan kaki.” Pungkasnya.