Sampang, Ansor – Dunia Cyber atau dalam istilah Indonesia dikenal dengan dunia maya atau merupakan sebuah media elektronik dalam jaringan yang banyak dipakai untuk keperluan komunikasi satu arah maupun timbal-balik secara online yang terhubung langsung.
Dunia maya ini merupakan gabungan dari berbagai peralatan teknologi komunikasi dan jaringan yang dapat menghubungkan peralatan komunikasi komputer, telepon genggam, yang tersebar di seluruh penjuru dunia secara interaktif.
Di era digitalisasi, zaman di mana segala sesuatu serba digital. Semua hal dapat di lakukan dengan bantuan teknologi canggih serta akses internet yang dapat digunakan di mana pun dan kapan pun. Yang Sesuai dengan Kemajuan peradaban manusia dapat terlihat juga melalui kemajuan teknologi.
Akan tetapi, canggihnya teknologi di era digital ini banyak yang belum sadar bahwa hal tersebut bisa mempengaruhi pola pikir manusia, mulai dari hasutan, cacian, dan sanjungan dengan muda bisa mempengaruhi manusia melalui media sosial.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Siber Ansor (BSA) Kabupaten Sampang H. Muhammad Yusuf, S.Pd., MH. Saat mengisi materi Siber dalam acara Diklatsar Banser PAC Ansor Kecamatan Kota Sampang.
“Maka penting bagi kita semua mengetahui tentang Siber ini supaya kita paham arah atau isi yang ada di media sosial itu, apakah berisi hasutan, cacian, atau sanjungan, terutama bagi bagi para kiai NU,”ungkapnya. Sabtu (17/6/2023).
Komandan yang akrab disapa Bang Yusuf itu mengatakan perang dalam dunia nyata bagi Ansor dan Banser sudah tidak diragukan lagi, namun kekalahannya sekarang yaitu perang di dunia Maya atau media sosial. Sehingga banyak kader NU sendiri yang tidak bisa mengcounter di media saat kiai NU di hina oleh organisasi sebelah.
“Itu yang menjadi tugas kita sekarang dalam menghadapi dunia digital, bahkan bisa dibilang kekalahan kita sekarang disitu, maka mulai sekarang kita harus melek teknologi,”terangnya.
Dia berharap, para peserta Diklatsar Banser tersebut setelah mengikuti pelatihan mampu berperang di media sosial. Karena mengawal para kiai tidak cukup hanya di dunia nyata tapi juga di dunia Maya (media sosial).
“Kita tidak cukup berkhidmat di dunia nyata tapi juga di dunia Maya atau media sosial,”ujarnya. (Hasyim Asyari)