Ketapang, Ansor – Banyak cara yang harus dilakukan untuk memberi wawasan keorganisasian dan meningkatkan sumber daya manusia yang terampil dan teruji. Juga memastikan militansi khidmah di Nahdlatul Ulama dan Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI.
Demi memastikan hal di atas, salah satu yang dilakukan Pimpinan Ranting (PR) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Desa Bunten Barat, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang adalah dengan menggelar upgrading Skill Banser. Jumat (23/6/2023).
Ketua PR GP Ansor Bunten Barat Gus Barokah Akima menyampaikan, alasan menggelar Upgrading Skill Banser tersebut melihat kader bansernya yang sudah mulai menurun semangatnya. Kader yang awalnya mempunyai 93 kader kini tersisa sekitar 40.
“sebanyak 93 sekarang insya Allah tinggal 40 sekitar 40-an di sini, tapi kadang ada yang tidak bisa. Ada yang masih bisa cuman kadang malu-malu kucing yang mau menampakkan. ada yang kadang agak malas-malasan. Tapi biasa itu sifatnya manusia cuman saya berharap sahabat ketika misalnya kita bisa melihat Apa hikmah berada di Indonesia,”terangnya.
Selain itu dia berharap adanya kegiatan tersebut mampu meningkatkan transformasi dan profesional Banser dalam bertugas yang sesuai dengan pokok dan fungsi. Karena Banser merupakan kader inti sebagai dan benteng Nahdlatul Ulama.
Sementara itu, ketua PAC GP Ansor Ketapang melalui sekretarisnya Abdul Ghoffar mengucapkan terimakasih atas hadirnya pengurus Pimpinan Cabang Ansor Sampang yang telah Sudi hadir dalam kesempatan itu.
Pihaknya meminta para kader supaya dipompa semangatnya dalam berkhidmat kepada NU. Selain itu dia berharap adanya kegiatan ini mampu menambah sumber daya manusia dan mampu meningkatkan kapasitas kader Banser di desa Bunten Barat.
“Yang seperti inilah pada akhirnya akan bisa meningkatkan sumber daya manusia karena tampa ada kegiatan pelatihan tanpa ada kegiatan diskusi dan seterusnya mustahil sahabat-sahabat mendapat pengetahuan yang bertambah, dan akhirnya meningkatkan kemampuan atau kapasitas kader. ini sangat penting mengingat kita sebagai kader inti dari Nahdlatul Ulama tentu terkadang mendapatkan tugas yang kadang tiba-tiba,”ujarnya.
“Sehingga dibutuhkan kemampuan yang sangat cepat butuh respon yang sangat cepat dalam menanggapi suatu perintah yang datang dari internal ansor maupun dari bapak kita yaitu Nahdlatul Ulama,”imbuhnya.
Dalam kesempatan itu, wakil ketua PC GP Ansor Sampang yang mendapat mandat sebagai pemateri menyampaikan, dalam riwayat sejarah berdirinya NU yang didirikan oleh para muasis yang sudah jelas dekat kepada Allah itu di hina. Menurutnya, bergabung di NU berarti sudah siap di hina.
“Para wali Allah yang sudah dekat dengan Allah saja di hina apalagi kita yang tidak mempunyai kemampuan apa-apa dan bukan siapa-siapa di hadapan Allah,”ungkapnya.
Akan tetapi, jika bergabung di NU apalagi Banser yang merupakan kader inti sebagai benteng para ulama berarti menunjukkan kecintaan kader terhadap NU dan para muasis. Karena kelak beliaulah yang akan memberikan gerbong terhadap warga NU menuju surga.
“Cinta terhadap NU berarti cinta kepada syaikhona Kholil Bangkalan. Maka beliaulah nanti dihadapan Allah yang akan menyambut kita di kelak,”tegasnya. (Hasyim Asyari)